28.6 C
Banjarmasin
Kamis, April 18, 2024

6 Mitos tentang Charging/Mengisi Baterai Smartphone

Teknologi.info – Di zaman dengan pergerakan yang serba cepat ini, smartphone atau ponsel pintar hampir tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Sehingga, tidak heran jika banyak pengguna yang sangat memperhatikan agar handphone mereka tetap berfungsi dengan baik. Mulai dari memasang pelindung layar sentuh (screen guard) hinga memasang casing anti debu dan anti air. Terlebih jika harga ponsel cerdas yang dibeli terbilang mahal. Selain hal tersebut, ternyata pengguna juga sangat tidak mengharapkan kehabisan daya baterai ponsel (low batt). Alhasil, banyak “perlakuan” terhadap proses pengisian daya (charging) yang diterapkan oleh pemakai.

Sayangnya, kebanyakan tindakan yang “katanya” bisa memperpanjang umur baterai ternyata hanyalah sebuah mitos yang keliru. Tidak hanya salah, bahkan malah akan memperpendek umur baterai smartphone Anda.

Mari kita simak, seperti apa mitos dan fakta tentang pengisian baterai pada sebuah ponsel. Jika sudah tahu, sebaiknya hindari perlakuan seperti berikut ini:

Mitos I – Charger dengan merek yang tidak terkenal bisa merusak baterai

Faktanya, meski kebanyakan charger dengan merek tidak terkenal memiliki kinerja yang kurang optimal, sejatinya tetap aman untuk digunakan jika keadaan memaksa dan yang tersedia hanya charger tersebut. Usia baterai tidak terlalu berdampak secara nyata akibat charger ini.

Yang wajib diwaspadai adalah charger palsu. Mengaku bermerek A, ternyata barang imitasi (tiruan). Charger yang seperti ini yang bisa mempersingkat umur baterai.

Mitos II – Ponsel yang sedang dicharge, tidak boleh dipakai

Faktanya, efektivitas baterai smartphone yang digunakan saat sedang proses pengisian baterai tidak akan menurun. Asal-muasal mitos seperti ini karena ada segelinter pengguna yang menggunakan alat pengisi imitasi (poin no 1 di atas). Meski demikian, jika selama charging kemudian ponsel dirasa terlalu panas hingga Anda harus melepaskan tangan Anda, sebaiknya segera dibawa ke service center untuk memastikan. Ada baiknya jika cuaca berpetir Anda tidak menggunakan smartphone yang sedang terhubung ke listrik.

Mitos III – Baterai akan Rusak jika Ponsel dicharge semalaman

Faktanya, rata-rata smartphone saat ini sudah memiliki sistem yang jika baterai sudah penuh (full 100%), maka proses pengisian daya akan berhenti secara otomatis. Meski begitu, bukan berarti pengisian dengan waktu lama seperti semalaman bisa dibiasakan. Yang terbaik adalah untuk membiasakan diri mengisi baterai ketika berada di level 40% sampai dengan 80%. Sesekali boleh dilakukan “kalibrasi” dengan cara membiarkan baterai habis hingga ponsel mati, kemudian mengisi penuh hingga 100%, biarkan kembali hingga baterai habis dan mati, isi lagi hingga 100%. Ulangi sebanyak 3x. Selama pengisian, jangan mencopot kabel jika belum 100%. Umur baterai akan menjadi lebih awet dan lama.

Mitos IV – Ponsel harus selalu Menyala; Jangan dimatikan!

Faktanya, smartphone hanyalah alat yang dibuat oleh manusia. Manusia yang sempurna saja perlu tidur, begitu pula smartphone. Para pengembang iPhone justru merekomendasikan setidaknya 1 minggu sekali untuk mematikan ponsel untuk beberapa jam. Biarkan ponsel Anda “beristirahat”.

Mitos V – Mengisi Baterai pada saat Daya benar-benar Habis

Faktanya, seperti yang diungkapkan secara tidak langsung pada poin ketiga, sebaiknya diisi pada rentang baterai di level 40%-80% karena baterai ponsel pintar saat ini kebanyakan menggunakan tipe lithium ion; berbeda dengan ponsel terdahulu.

Mitos VI – Smartphone yang baru dibeli, harus diisi penuh sebelum digunakan

Faktanya, hampir setiap perusahaan pembuat smartphone mengisi baterai awal di kisaran 40%-50%. Jadi, jika Anda membeli ponsel baru dan baterainya di bawah 40%, ada kemungkinan umur baterai tersebut sudah “tua”. Mintalah produk yang baru, bukan barang lama yang tersimpan.

Intinya, baterai smartphone saat ini sudah “bandel” dan tahan banting. Yang perlu diperhatikan adalah alat pengisi daya (charger). Hindari menggunakan produk palsu, KW, imitasi atau apapun namanya. Jika perlu, sediakan alat penstabil tegangan agar arus yang masuk tidak turun naik meningat listrik di Indonesia tidak begitu stabil.

Jimmy Ahyari
Jimmy Ahyari
Seorang Apoteker yang menyukai dunia internet dan teknologi.
Artikel Lainnya
Sudah Baca Ini?