28.6 C
Banjarmasin
Jumat, April 19, 2024

Tambah Penghasilan Lewat Jual-Beli Suara

Teknologi.info – Menjadi seorang Voice Over Talent (VOT) sempat ramai peminat belakangan ini. Beberapa Voice over talent asal Indonesia yang sempat ramai diperbincangkan, seperti Leyla Aderina, Antonius Bimo Kusumo Yudo, Putri Sa’ud, dan Cacil Billyeonnie, semakin menarik minat masyarakat untuk terjun ke dunia voice over. Suara menjadi modal utama bagi seorang voice over talent. Karakter suara yang dimiliki, sangat menentukan persona yang dibentuk.

Banyak orang yang mengartikan voice over talent sama dengan dubber. Meskipun sama-sama mengisi suara, keduanya merupakan profesi yang berbeda dan memiliki tujuan berbeda pula. Secara garis besar, voice over membacakan naskah dengan karakter yang lebih lugas, sedangkan dubber memerlukan ekspresi untuk memberikan intonasi yang khas sesuai dengan karakter yang diperankan.

Voice over adalah proses membacakan naskah dengan karakter suara tertentu yang sudah disesuaikan dengan keinginan client. Biasanya, seorang voice over talent bekerja untuk mengisi Company Profile Video, brand awareness, ads (TV Commercial / radio / digital), respon audio interaktif (IVR), layanan pengumuman publik (PSA), dan masih banyak turunan voice over lainnya. Sedangkan dubbing atau dubber merupakan proses mengisi suara pada produk-produk yang biasanya di lokalisasi ke dalam bahasa lokal sesuai target ekspansi produk atau perusahaannya. Produk-produk yang biasanya di lokalisasi seperti iklan, telenovela, animasi, hingga konten hiburan.

Semakin meningkatnya kebutuhan voice over talent di Indonesia, membuat lowongan pekerjaan ini menjadi salah satu incaran bagi para job seeker. Namun sayangnya, berbanding terbalik dengan sumber daya manusia yang tersedia. Di Indonesia belum banyak orang yang bisa melakukan voice over. Dalam hal ini, Widya Wicara, salah satu perusahaan teknologi di Yogyakarta, menghadirkan sebuah inovasi yang solutif dan praktis. Inovasi teknologi yang ditawarkan oleh Widya Wicara berbasis voice AI (Artificial Intelligence) yang mampu mengubah tulisan menjadi suara atau yang sering disebut dengan TTS (Text to Speech) Widya Wicara.

Alwy Herfian S selaku CEO Widya Wicara, menyatakan bahwa perusahaannya memiliki visi dan misi menciptakan solusi untuk berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia terkait dengan pengolahan ucapan atau bahasa. Kecerdasan teknologi yang dihadirkan Widya Wicara, mampu mengubah hingga 500 karakter dengan kosakata tak terbatas menjadi suara yang mirip dengan penutur asli. Pengguna TTS juga dapat memilih karakter penutur sesuai dengan kebutuhan.

“Teknologi TTS kami menyediakan 7 karakter suara, yaitu Widya (perempuan), Rio (laki-laki), Nana (perempuan), Helmy (laki-laki), Prabu (laki-laki), Teguh (laki-laki), dan Wisnu (laki-laki),” jelas Dani selaku VP Technology di Widya Wicara. “Pengguna cukup menuliskan naskah yang ingin disuarakan ke dalam kolom editor, lalu pilih karakter suara mana yang ingin digunakan,” lanjut Dani.

Pengguna cukup membuka website atau platform Text to Speech Widya Wicara, kemudian masukan email dan password kemudian klik “sign in”. Jika belum memiliki akun, bisa melakukan pendaftaran di website Widya Wicara. Lalu, pada tampilan menu dashboard klik “virtual voice over”. Ketik/paste teks yang ingin di sintesis pada kotak editor yang tersedia. Kemudian klik “synth” untuk merubah teks menjadi audio. Jika dirasa sudah sesuai, silahkan klik “download” untuk mendownload audio hasil sintesis.

Virtual Voiceover AI Widya Wicara

Kehadiran TTS memberikan keuntungan bagi orang-orang maupun perusahaan yang membutuhkan produksi audio dalam frekuensi yang cukup banyak. “Produksi audio menggunakan TTS, dapat menghemat pengeluaran karena menghemat biaya produksi, dapat dilakukan 24/7 sesuai kebutuhan, dan waktu pengerjaan lebih cepat,” sambung Dani. TTS juga dapat mengetahui tanda baca, membaca akronim dengan jelas, dan dapat membaca angka. Suara yang dihasilkan pun natural, seperti penutur asli.

“Teknologi AI yang kami buat ini bisa digunakan oleh semua kalangan di semua bidang profesi (terutama yang membutuhkan produksi audio), seperti content creator hingga produksi iklan yang membutuhkan voice over. Jika memang ada yang tertarik menekuni dunia voice over namun masih belajar, mungkin TTS bisa menjadi solusi yang tepat,” kata Dani menyampaikan pendapatnya pada Rabu, 14/12/2022.

Jimmy Ahyari
Jimmy Ahyari
Seorang Apoteker yang menyukai dunia internet dan teknologi.
Artikel Lainnya
Sudah Baca Ini?