Teknologi.info – Symantec melalui risetnya yaitu Internet Security Threat Report 2016 melaporkan ada sekitar 1,1 juta malware tercipta setiap harinya di tahun 2015 dan tersebar pada tahun tersebut mencapai angka 430 juta. Dalam waktu setahun, angka tersebut membengkak hingga lebih dari 1 miliar malware di tahun 2016.
Indonesia berada di peringkat ke-5 dalam daftar negara yang penuh dengan infeksi malware. Dengan sektor bisnis yang paling diincar adalah manufaktur. Malware juga menargetkan pada UMKM karena kurangnya sumber daya IT yang andal dan rekrut pegawai dalam jumlah terbatas.
Sebuah struktur dalam sistem IT di perusahaan terdapat namanya endpoint. Bagian ini adalah yang diincar hacker dengan malware. Karena endpoint tidak memiliki teknologi yang memadai untuk mencegah berbagai serangan cyber yang marak. Banyak yang kelimpungan ketika malware berhasil menyusup lewat endpoint sehingga diambil datanya.
Endpoint ialah pintu utama ketika karyawan dalam perusahaan mengakses server internal. Seperti saat mengakses aplikasi administrator yang terdapat banyak data pelanggan, ketika itu sudah diambil maka hilanglah asset penting perusahaan dan sulit mendapatkannya lagi.
Menurut prediksi Gartner pada tahun 2018, sebanyak 95 persen perusahaan di seluruh dunia akan menerapkan skema Choose Your Own Device (CYOD) dan Bring Your Own Device (BYOD) di kantor. Hadirnya perangkat baru akan membawa beban bagi perusahaan jika sumber daya IT yang terbatas.
Apalagi dengan adanya BYOD membuat endpoint pada struktur sistem IT perusahaan makin banyak ruang untuk diserang. Sehingga perusahaan wajib untuk mengatur dan menjaga data penting perusahaan saat pegawai tersebut mengakses pusat data dari perangkat yang dibawa mereka.
Kenalkan Produk SEP 14
Symantec mengenalkan produk untuk menangani keamanan di endpoint. Perusahaan aplikasi keamanan tersebut merilis Symantec Endpoint Protection (SEP) 14 yang merupakan evolusi dari aplikasi terdahulu. Dengan sistem keamanan terintegrasi, mencegah dan mengkarantina malware saat memasuki endpoint sistem perusahaan serta dukungan multi-layered sebagai penangkal berlapis.
Cara pengamanan dengan aplikasi dari Symantec untuk mengatasi kebiasaan perusahaan yang masih menggunakan sistem keamanan tradisional. Yaitu hanya fokus pada pengamanan satu sektor sistem, melupakan endpoint, ketika terdapat serangan pada endpoint baru dilakukan pencegahan.
Hal itu dijelaskan oleh Alan Lee sebagai Senior Manager Symantec Advanced Threat Protection Group dikutip dari Metro TV News, “Cara mengamankannya tidak boleh tradisional, dan harus menggunakan sistem data loss prevention.”
Tidak hanya itu, SEP 14 dengan perlindungan yang kuat dengan persentase keberhasilan sebanyak 99,9 persen saat dibangun, false positives yang rendah, dan pengurangan jejak sebesar 70 persen dari aplikasi generasi sebelumnya.
Aplikasi ini juga menawarkan single agent (pelanggan tunggal) dan kemampuan manajemen yang mengatasi ancaman dengan cara yang benar-benar baru. “SEP 14 memberikan perlindungan berlapis dan didukung oleh cloud”, tambah Alan.
Sebanyak 175 juta endpoint pelanggan dan perusahaan, 163 juta pengguna email, 80 juta pengguna web proxy, dan 8 miliar proses permintaan keamanan setiap harinya. Semua data itulah yang dilindungi oleh Symantec.