28.6 C
Banjarmasin
Jumat, Maret 29, 2024

Teknologi Headset Evolve2 dari Jabra Pangkas Gangguan Konsentrasi Kerja dan Belajar Jarak Jauh

Banyak yang mengeluhkan, WFH dan PJJ justru membuat durasi kegiatan terasa tidak ada batasnya. Bila semua tips telah diterapkan, namun masih belum maksimal. Mungkin kita perlu melihat kembali, apakah perangkat yang kita gunakan adalah perangkat yang tepat. Karena bila tidak, maka potensi terjadinya burnout akan lebih sering terjadi.

Teknologi.info – Pembatasan aktivitas selama pandemi yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia telah mengubah kebiasaan masyarakat baik di lingkungan kerja maupun di dunia pendidikan. Para pekerja maupun peserta didik “dipaksa” untuk beraktivitas dari rumah secara daring. Alhasil, bekerja dari rumah (WFH) maupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak hanya sekedar jargon namun menjadi metode beraktivitas yang mau tidak mau harus dipraktekkan oleh masyarakat saat ini dan seterusnya.

Namun, efektivitas kegiatan dari rumah ini belum dapat dilakukan secara maksimal layaknya aktivitas tatap muka. Selain tergolong baru bagi masyarakat, Peneliti Keluarga dan Kesehatan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Deshinta Fibriyanti menyatakan ada banyak tantangan baru yang harus dihadapi masyarakat ketika beraktivitas secara daring. Tantangan terbesar diantaranya adalah koordinasi yang tidak selancar ketika tatap muka karena gangguan teknis yang berujung pada permasalahan administrasi.

Selain tantangan bagi organisasi, aktivitas baru ini menimbulkan tantangan tersendiri dimana para pekerja maupun peserta didik menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar komputer dan minimnya ruang gerak yang berpotensi menimbulkan kebosanan. Aktivitas yang monoton ini dapat menurunkan konsentrasi sehingga memberikan hasil yang tidak maksimal.

“Beradaptasi adalah kunci utama dalam menjalani hidup di masa pandemi. Bisa dipastikan itu tidak mudah, namun kita tidak punya pilihan yang banyak. Berbagai proyeksi dan hitungan para ahli menyatakan kondisi ini akan berlangsung lama. Pertanyaan yang sering muncul apakah kehidupan bekerja kita akan kembali normal? Mungkin saja jawabannya adalah tidak, kata Deshinta seperti yang dilansir LIPI.

Hal tersebut dibenarkan oleh Rizky Eka Prasetya. Tenaga pengajar di salah satu universitas swasta nasional di Jakarta tersebut menyatakan daya serap dan atensi peserta didik PJJ tidak seperti tatap muka.

“Gangguan koneksi bisa terjadi kapan saja, dan ketika itu terjadi, konsentrasi mereka dapat terganggu,” kata dia.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh JAKPAT dan Jabra pada 14 Juli lalu, ada berbagai permasalahan utama yang membuat masyarakat sulit berkonsentrasi dalam berkegiatan jarak jauh. Survei berjudul Indonesia Educator Survey tersebut mengungkapkan seperlima responden mengeluhkan lingkungan kerja atau belajar yang tidak kondusif menyebabkan sulitnya mereka berkonsentrasi.

Selain itu 74,7 persen responden juga mengeluhkan perangkat yang digunakan kurang mumpuni, sehingga memunculkan permasalahan teknis seperti hilangnya suara akibat koneksi internet yang kurang stabil. Selain itu, sebanyak 13,3% dari responden juga menghadapi permasalahan lain terkait dengan kualitas suara, dimana perangkat headset yang kurang tepat kerap menimbulkan suara di sekitar area pengguna belajar dan bekerja yang mengganggu aktivitas pertemuan jarak jauh.

Country Manager, Enterprise, Jabra Indonesia, Brodjo Koesworo Hadiputro membenarkan hal ini. Menurutnya, dukungan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mumpuni menjadi solusi permasalahan yang masyarakat rasakan saat ini.

“Bukan hanya kualitas jaringan internet yang baik, perangkat headset dengan teknologi terbaru juga menjadi penghubung yang menentukan pertemuan daring dapat berjalan dengan maksimal. Perangkat dengan teknologi terbaru harus mampu menyelesaikan masalah yang kerap terjadi pada kegiatan WFH dan PJJ seperti gangguan noise, dan suara yang terdengar kurang jelas akibat jaringan internet yang naik-turun. Dengan adanya masalah ini, perangkat headset diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sehingga dapat mengakomodasi tingkat konsentrasi dan fleksibilitas penggunanya,” ujar Brodjo.

Sejalan dengan ini, Jabra menghadirkan Evolve2 sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah di atas. Evolve2 dirancang sebagai professional headset terbaik guna meningkatkan produktivitas kerja maupun menjaga konsentrasi para peserta didik selama proses PJJ.

Untuk mewakili kebutuhan pelajar, Jabra menawarkan Evolve2 30 yang dirancang untuk menangkal distraksi selama kegiatan PJJ berlangsung. Dengan keberadaan tiga teknologi microphone call, headset ini dapat mengenali suara pelajar saat pembelajaran daring berlangsung, serta meredam distraksi suara asing. Selain itu, dengan Evolve2 30, baik pelajar maupun guru dapat mendengar kualitas audio yang jernih berkat speaker berukuran 28mm, yang didukung dengan chipset digital mutakhir. Dengan demikian, kenyamanan dan konsentrasi pelajar dan guru dapat terjaga. Selain itu, Evolve2 30 juga memiliki fitur boom arm yang memungkinkan pelajar untuk mematikan atau menyalakan suara secara instan. Sehingga, guru tidak perlu khawatir akan kebocoran suara dari para murid selama PJJ berlangsung.

Adapun, Jabra Evolve2 30 juga telah memenuhi persyaratan Microsoft Open Office, yang membuat produk ini tidak hanya kompatibel digunakan di mana saja tapi juga dapat digunakan di software apa saja. Fitur plug-and-play yang ada di dalamnya juga akan memudahkan pelajar untuk menghubungkan Evolve2 30 ke perangkat apapun melalui USB tipe A atau C.

Sedangkan untuk kalangan pekerja, Jabra menawarkan Evolve2 85 dengan aneka fitur canggih yang bisa meminimalisir hilangnya suara ketika jaringan internet terganggu. Dilengkapi dengan chip pintar, Evolve2 85 mampu menyiasati minimnya kualitas jaringan internet ketika mengalami gangguan. Chip pintar memungkinkan Evolve2 85 untuk tetap menghasilkan suara jernih pengguna dengan menekan kualitas suara non esensial seperti suara background musik ataupun suara sekitar yang turut mengkonsumsi kuota internet.

“Dengan begitu pengguna akan bisa terus terjaga konsentrasinya di tengah tantangan pertemuan daring yang mereka hadapi. Selain itu, Evolve2 85 juga bisa jadi rekan yang andal karena durasi daya baterainya mencapai 37 jam. Headset ini juga dilengkapi fitur fast charging yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan daya baterai untuk penggunaan 8 jam, hanya dengan charging selama 15 menit. Hal ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas dengan lancar tanpa khawatir terlalu sering kehabisan baterai.” tambah Brodjo.

Selain dapat memfasilitasi jenis aktivitas daring lainnya yaitu aktivitas plesir internet seperti mendengarkan lagu dan menonton film, Evolve2 85 yang telah tersertifikasi UC (Unified Communications) juga dilengkapi dengan fitur top lainnya diantaranya desain yang modern serta adanya fitur boom-arm mikrofon yang dapat disembunyikan agar aktivitas bekerja dapat disesuaikan dengan tempat dimana pengguna sedang berada.

Namun selain terkait perangkat, Brodjo juga tidak menampik bahwa kesiapan diri para pengguna perangkat juga menjadi hal esensial yang harus juga terpenuhi. Salah satu kesiapan yang dimaksud adalah dengan membuat jadwal kegiatan beserta durasi yang dibutuhkan dengan disiplin yang tinggi. Adapun faktor tempat juga menjadi penentu bagi seseorang untuk menjaga daya konsentrasi. Sehingga penting untuk menyediakan tempat yang nyaman dalam mendukung aktivitas daring.

Jimmy Ahyari
Jimmy Ahyari
Seorang Apoteker yang menyukai dunia internet dan teknologi.
Artikel Lainnya
Sudah Baca Ini?
ROG Phone 8