28.6 C
Banjarmasin
Minggu, Maret 17, 2024

Startup Privy Dapatkan Pendanaan Seri B dari GGV Capital

Privy, Startup Penyedia Layanan Tanda Tangan dan Identitas Digital

Teknologi.info – Privy (PT Privy Identitas Digital) merupakan startup Regulatory Technology (Regtech) pertama yang mendapatkan pengakuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai penyelenggara tanda tangan elektronik tersertifikasi. Privy terdaftar di Forbes Asia 100 to Watch 2021, dan resmi menyandang status PSrE Berinduk dari Kominfo untuk menerbitkan sertifikat elektronik dengan tingkat verifikasi tertinggi.

Privy juga merupakan perusahaan Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi anggota FIDO Alliance, suatu asosiasi industri internasional yang memiliki misi menciptakan standar otentikasi global yang aman dan nyaman bagi pengguna. Sejak didirikan pada tahun 2016, Privy telah dipercaya oleh lebih dari 18.5 juta pengguna dan 1300 perusahaan di Indonesia.

Layanan identitas dan tanda tangan digital Privy juga telah digunakan oleh perusahaan ternama, seperti Allianz, Manulife, AXA, Telkomsel, Indosat, Adira Finance, BCA Finance, Kredivo, ISS, dan Astra International. Privy telah lulus program Regulatory Sandbox Bank Indonesia dan tercatat di Otoritas Jasa Keuangan sebagai penyelenggara e-KYC. Selain itu, kerjasama resmi Privy dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri memungkinkan Privy untuk memverifikasi identitas penandatangan sebagaimana disyaratkan di dalam peraturan perundang-undangan. CEO Privy, Marshall Pribadi, adalah ketua umum Regtech and Legaltech Association (IRLA), wakil ketua umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), anggota Endeavor Entrepreneur, dan salah satu penerima penghargaan Forbes Asia 30 Under 30 tahun 2017.

Perusahaan startup penyedia layanan tanda tangan digital dan identitas digital terbesar di Indonesia ini kembali mendapat kepercayaan melalui pendanaan seri B sebesar 17,5 juta dolar, atau sekitar 240 miliar Rupiah. Pendanaan tersebut dipimpin oleh venture capital ternama global, GGV Capital, dan juga diikuti oleh Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, dan sebagian besar investor Privy sebelumnya yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

“Privy memiliki modal yang kuat dalam menyediakan layanan identitas digital, dengan tim yang memiliki pengalaman gabungan di bidang hukum, regtech, fintech, dan keamanan siber. Fokus tim pada produk, privasi, dan keamanan akan memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan masa depan perusahaan. Kemitraan kami dengan Privy didukung oleh komitmen kami untuk bekerja sama dengan pendiri lokal yang menunjukkan semangat nyata dalam memecahkan tantangan besar di era ini – salah satunya adalah meningkatkan akses masyarakat luas ke berbagai layanan digital.”
Jenny Lee, Managing Partner di GGV Capital, VC global yang mendukung IDWall di LatAm dan Authing di China

Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom dan Presiden Komisaris MDI Ventures mengatakan:

“TelkomGroup sangat percaya pada Privy sejak awal perjalanannya. Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan kami kepada Privy untuk membantu mereka memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan tanda tangan digital dengan aman dan nyaman, seperti misi kami untuk mendigitalkan Indonesia.”

Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya.  Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun.  Saat ini, Privy telah menyediakan layanan identitas digital dan tanda tangan digital untuk ribuan perusahaan ternama di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti Zurich, Manulife, ISS, WWF, Kelly Services, dan Phillip Morris.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan tanpa henti dari investor, karyawan, dan klien kami yang ada, kami tidak akan sampai sejauh ini tanpa mereka. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada GGV Capital dan Endeavour karena mempercayai kami, selamat datang di keluarga Privy. Mulai hari ini, kami memiliki mitra baru yang luar biasa untuk membawa Privy ke panggung global.”
Marshall Pribadi, CEO Privy

Sebagai pionir tanda tangan digital di Indonesia dan menjadi satu-satunya yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI), Privy telah bank-bank besar, seperti BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank. Dari jumlah transaksi yang ditangani dan profil pelanggannya, menunjukkan bahwa Privy telah lulus uji kualitas, keandalan, dan keamanan layanan yang paling ketat.

Selama 5 tahun, Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan menandatangani berkas dokumen secara fisik. Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5X, pengguna individu tumbuh 30X lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58X.

Penggunaan layanan tanda tangan digital dan identitas digital mampu memberikan dampak positif bagi para pengguna Privy, baik individu maupun korporasi. Tingkat persetujuan aplikasi kartu kredit meningkat sebesar 61,2%, proses registrasi berkurang dari 7 hari menjadi maksimum 4 jam, drop rate pada pembukaan akun saham online turun dari 60% menjadi 5%, serta dengan menghilangkan penggunaan kertas, pengiriman berkas dokumen melalui kurir, dan gudang penyimpanan dokumen, Privy telah membantu mengurangi 30 juta kg emisi karbon, menyelamatkan 40.000 pohon, dan 10 juta kwh energi dalam 5 tahun.

Menurut data dari Statista, total potensi pasar dari solusi identitas digital secara global diproyeksikan tumbuh dari 23,3 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 49,5 miliar dolar AS pada 2026. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat ini didorong oleh meningkatnya kasus penipuan identitas, pelanggaran data, dan peraturan pemerintah baru.

Rencana Ekspansi

Didirikan pada Oktober 2016 oleh Marshall Pribadi sebagai CEO dan Guritno Adisaputra sebagai CTO, Privy telah dipercaya oleh lebih dari 18,5 juta pengguna individu dan 1.257 Perusahaan. Di usianya yang ke-5, jumlah tanda tangan yang telah ditandatangani melalui layanan Privy juga meningkat pesat menjadi lebih dari 69 juta tanda tangan per Oktober 2021. Perkembangan ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan work-from-home yang diterapkan berbagai perusahaan selama masa Covid- 19 pandemi. Pada tahun 2021, Privy juga mendapatkan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) Berinduk, sehingga meningkatkan kepercayaan dari berbagai perusahaan besar di Indonesia.

Adrian Gunadi, CEO Investree yang juga merupakan Ketua AFPI (Asosiasi Fintech Lending Indonesia) mengatakan:

“Sebagai pelopor di kancah fintech Indonesia, Investree telah menjadi pengguna tanda tangan digital dan identitas digital. Setelah mencoba berbagai solusi, kami menyimpulkan bahwa Privy adalah mitra yang paling dapat diandalkan sejauh ini. Kami berharap dengan pendanaan Seri B ini, Privy akan memberikan layanan yang jauh lebih kaya di masa depan.”

Arief Musta’in, Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Oredoo juga mengatakan

“Sebagai salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, kami memproses begitu banyak dokumen penting dalam sehari. Dengan Privy, penyedia tanda tangan digital dengan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, kami dapat menjalankan agenda transformasi digital kami dengan penuh percaya diri.”

Sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya, bertepatan dengan ulang tahun ke-lima, Privy juga mengubah nama dari PrivyID menjadi Privy. Tahun ini, Privy juga memperluas bisnis tanda tangan digitalnya ke negara-negara Uni Eropa dengan bermitra dengan Zettabyte, penyedia SaaS pendidikan tinggi.

Christian Mugnier, CTO Zettabyte Pte Ltd mengatakan,

“Zettabyte telah memilih PrivyID untuk mendukung layanan tanda tangan digital yang diautentikasi melalui platform ERP-nya yang saat ini dilanggan oleh 250 Institusi Pendidikan Tinggi dengan lebih dari 10.000 Siswa di Eropa. PrivyID dan Zettabyte berbagi nilai inovasi yang sama untuk akses yang mudah dan terjangkau ke teknologi terbaru bagi pelanggan mereka.”

Privy memiliki misi untuk bisa mendukung akses masyakarat luas ke ekonomi digital yang sedang berkembang, dengan terus berinovasi pada digital trust sebagai fondasinya. Marshall berkata,

“Di Privy, kami tidak ingin hanya menjual produk, kami ingin orang-orang merasa sebagai bagian dari sebuah transformasi untuk bisa mengubah hidup mereka.”

Jimmy Ahyari
Jimmy Ahyari
Seorang Apoteker yang menyukai dunia internet dan teknologi.
Artikel Lainnya
Sudah Baca Ini?