Teknologi.info - Dalam sebuah seminar mahasiswa yang diadakan lebih dari 1 dekade silam, tepatnya di tahun 2008, saya melihat salah seorang pembicara menampilkan CV-nya di layar. Mata saya tertuju pada alamat web pembicara. Saya lupa lengkapnya, tapi ada blabla.wordpress.com.
Pulang dari seminar, langsung mampir ke warnet karena penasaran, "koq bisa ada orang punya alamat website?" begitu batinku saat itu. Singkat cerita, mulai mencari apa itu WordPress. Hingga akhirnya tahu bahwa itu adalah sebuah Content Management System (CMS) dan langsung membuat 1 blog di sana.
Semenjak itu, setiap ada tugas kuliah dan mengharuskan untuk mencari bahan ke warnet, saya juga menyempatkan untuk belajar seluk-beluk blog. Bahkan, tugas yang sudah selesai, saya upload ke blog karena tugas itu kebanyakan dari bahan-bahan berbahasa Inggris, jadi pikiran saya kala itu "siapa tahu ada yang terbantu dengan tugas yang sudah berbahasa Indonesia ini".
Saya rutin menulis kembali tugas atau laporan saat kuliah di Farmasi. Dan tanpa saya duga, ternyata cukup banyak kunjungan ke blog kala itu. Saat itu tidak tahu sama sekali bahwa dari blog bisa menghasilkan duit. Murni karena ingin belajar dan berbagi saja.
Saya mencari tahu cara membuat posting yang baik, mengatur tampilan blog, dan mulai belajar dasar-dasar SEO. Lama-lama ini menjadi semacam "hobi". Sering pesan "paket malam" di warnet biar murah dan bisa sepuasnya sampai pagi. Di masa ini, internet bisa dibilang barang "mewah" di Kalimantan. Laptop juga tidak seperti sekarang.
Selama perjalanan panjang ini, saya terus belajar dan sedikit demi sedikit mulai mengerti. Blogging bukan hanya menjadi hobi, tetapi juga menjadi "pekerjaan". Saya resign dari salah satu BUMN di 2015 untuk fokus mengurus blog. Hingga tahun 2023 ini, tercatat saya sudah "menganggur" selama 8 tahun .
Dalam petualangan saya di dunia blog, saya menyadari betapa pentingnya memiliki perangkat yang mendukung produktivitas sebagai blogger. Laptop yang saya butuhkan harus mampu memenuhi 3 kriteria utama, yakni:
- 1️⃣ Performa yang tangguh untuk membuat dan mengelola konten
- 2️⃣ Portabilitas yang memungkinkan saya untuk bekerja dari manapun
- 3️⃣ dan yang terakhir adalah Tampilan. Ini opsional. Jika dua kriteria di atas sudah cukup, maka tidak apa-apa nomor 3 ini ditinggalkan. Tapi, jika dalam 1 perangkat bisa mendapatkan ketiganya, why not? 😉
Inilah sebab mengapa saya memilih ASUS Vivobook 14. Laptop ini keluaran tahun 2021 dengan seri ASUS K413E. Belakangan, tidak hanya untuk ngeblog, tapi untuk coding juga karena saya juga suka dengan dunia ini. Memang agak melenceng dari gelar apoteker. Tapi, dari sini saya bisa membuat aplikasi apotek berbasis web yang sudah saya pasarkan sejak tahun kemarin.
Lalu saya dengar ada ASUS Vivobook 14 yang lebih muda tahun rilisnya dan dengan harga yang lebih terjangkau, yakni seri A1400. Sama-sama membawa nama Vivobook 14, tentu menjadi daya tarik tersendiri.
Sekarang, sebagai seorang blogger yang senang berbagi pengalaman, saya ingin mengajak Anda untuk menjelajahi mengapa ASUS Vivobook 14 bisa membantu Anda dalam ngeblog (bahkan dalam pekerjaan apapun).
Tulisan ini akan membahas lebih dalam tentang bagaimana laptop ASUS Vivobook 14 A1400 ini bisa menjadi sahabat dalam aktivitas keseharian termasuk jika anda ingin belajar dan mengelola blog.